Media Internasional memberitakan bahwa Ahok menjadi target Organisasi Islam konservatif untuk melemahkan kekuasaannya. Dalam berita tersebut diungkap pula, Ahok adalah pemimpin pertama Kristen yang mampu memimpin Indonesia setelah 50 tahun. Selain itu, berita tersebut menambahkan, perpolitikan kaku di Indonesia yang konservatif tersebut telah menjadi wabah periodik radikalisme kekerasan. Organisasi Islam juga dituduh mempergunakan isu etnis dan agama untuk menggulingkan Ahok.
Sementara itu, Marcus Mietzner, salah satu profesor di Universitas Nasional Australia di Canberra berpendapat, apa yang terjadi 4 November 2017 adalah kepentingan politik. Menurutnya, lawan politik Ahok sengaja mempergunakan isu agama demi menjatuhkannya.
"Justru karena Agama dan etnis Ahok tersebut, menjadi sebuah faktor dalam pemilu yang dipergunakan lawan politik Ahok untuk bermain," katanya seperti dikutip Reuters.
Begitulah berita Newyork Times edisi 5 November 2016 lalu, yang juga getol membela Ahok. Ahok, secara tidak langsung rupanya telah dibantu oleh Dunia. Pemberitaan baik, yang dikabarkan secara tidak objectiv telah memposisikan Ahok sebagai orang yang beruntung. Padahal, kasus ini murni kasus pelecehan Agama. Namun, karena kasus ini terjadi terhadap Islam, maka tidak ada pembelaan apapun dari dunia tersebut kecuali dari Ummat Islam sendiri.
Apapun yang terjadi, hukum di Indonesia harus tegak, walaupun taruhannya adalah nyawa. Kita sebagai Ummat Islam tidak boleh gentar terhadap pembelaan dunia kepada Ahok. Ahok sebagai manusia yang sama seperti manusia lainnya, patut mempertanggungjawabkan apa yang telah ia perbuat. Rantai yang telah melilit pada leher Ahok, harus tetap dipantau agar tidak terlepas. Ahok memang telah menjadi pemersatu Ummat Islam. Oleh karena itu, atas nama Islam pula kita harus membuatnya mendekam dalam penjara!
Tak sampai di situ, salah satu organisasi toleransi agama di Indonesia, Setara institute melalui Ketuanya juga menganggap bahwa, apa yang Ummat Islam lakukan kepada Ahok adalah sebuah pemaksaan agar Ahok mundur dari Pilkada DKI Jakarta. Ia menyebutkan, Ahok hingga saat ini masih punya peluang besar untuk menang, maka dari itu, sebagian ormas Islam menjadikannya sebagai target.
"Mereka (ormas-red), tahu bahwa Ahok masih kuat dan Ahok dengan mudah dapat masuk pada putaran kedua Pilkada. Sementara partai lain belum tentu bisa. Maka dari itu, 4 November menjadi hari sakral untuk memenjarakan Ahok," ujarnya.
Dan hari ini, sampai di mana pihak kepolisian telah merencanakan penangkapan untuk Ahok? Ummat Islam seluruh Indonesia menantikan hukum ditegakkan. Semoga!
#Perspektif
#HarianAmanah
#7November2016