Direktur Utama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), Fachmi Idris mengatakan, pihaknya pada tahun ini kembali
menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk ke 26 kalinya, dihitung
sejak periode berdirinya PT Askes (Persero).
"Bukan cuma itu.
Namun WTP tersebut juga dari hasil pengukuran Good Goverment tahun 2017 oleh
BPKP," kata dia dalam kegiatan Public Expose Laporan Keuangan dan Laporan
Pengelolaan Program Tahun 2017 di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Rabu, 13 Mei
2017.
Dia menambahkan, selain
mendapatkan WTP berturut-turut hingga empat dari 2014 hingga 2017, pihaknya
juga mengklaim bahwa ada peningkatan kepesertaan peserta program JKN-KIS, dari
187,9 jiwa pada 2017 meningkat menjadi 197,4 juta jiwa pada 11 Mei 2018.
Terkait pelayanan BPJS,
kata dia, Fahmi menyebutkan, 2017 pihaknya telah bekerjasama dengan 21.763
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang didalamnya terdapat puskesmas,
dokter praktik perorangan (DPP), klinik TNI/Polri, Klinik Pratama, rumah sakit,
dan dokter gigi perorangan.
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Fachmi Idris
mengatakan, pihaknya pada tahun ini kembali menerima predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) untuk ke 26 kalinya, dihitung sejak periode berdirinya PT
Askes (Persero).
"Bukan cuma itu.
Namun WTP tersebut juga dari hasil pengukuran Good Goverment tahun 2017 oleh
BPKP," kata dia dalam kegiatan Public Expose Laporan Keuangan dan Laporan
Pengelolaan Program Tahun 2017 di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Rabu, 13 Mei
2017.
Dia menambahkan, selain
mendapatkan WTP berturut-turut hingga empat dari 2014 hingga 2017, pihaknya
juga mengklaim bahwa ada peningkatan kepesertaan peserta program JKN-KIS, dari
187,9 jiwa pada 2017 meningkat menjadi 197,4 juta jiwa pada 11 Mei 2018.
Terkait pelayanan BPJS,
kata dia, Fahmi menyebutkan, 2017 pihaknya telah bekerjasama dengan 21.763
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang didalamnya terdapat puskesmas,
dokter praktik perorangan (DPP), klinik TNI/Polri, Klinik Pratama, rumah sakit,
dan dokter gigi perorangan.
"Sementara,
ditingkat lanjutan, yakni Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL),
BPJS telah bekerjasama dengan 2.268 rumah sakit dan klinik utama," kata
dia.
Disinggung terkait berapa
peserta setiap hari yang memanfaatkan fasilitas BPJS, Fahmi mengatakan, pada
tahun 2017 adapun pemanfaatan fasilitas di FKTP mencapai 150,3 juta ditambah
dengan pemanfaatan di poliklinik rawat jalan rumah sakit sebesar 64,5 juta.
"Itu juga masih
ditambah lagi dengan pemanfaatan rawat inap di rumah sakit sebanyak 8,7 juta.
Artinya, rata-rata pelayanan kesehatan perhari kelender adalah 612.055 dengan
total keseluruhan dari 2014 hingga 2017 adalah 640,2 juta pemanfaatan,"
jelas dia.
Fahmi juga merinci jumlah
pendapatan iuran JKN-KIS pada tahun 2017 mencapai 74,25 triliun. Jika iuran ini
diakumulasi, kata dia, maka sepanjang empat tahun ini BPJS telah menerima total
235.06 triliun dari iuran JKN-KIS.
Untuk diketahui, hingga
saat ini BPJS Kesehataan telah bekerja sama dengan berbagai pihak bank seperti
Mandiri, BRI, dan BTN yang siap melayani pembayaran iuran peserta JKN-KIS.
"Peserta JKN-KIS
juga bisa melakukan pembayaran melalui internet banking, sms banking, mesin
EDC, autodebet, mobile banking, jaringan minimarket, kader JKN, Kantor Pos,
Pegadaoan, aplikasi Go-Jek, Paytren, dan lain-lain," ungkap Fahmi.
Terakhir, kata Fahmi, ada
peningkatan kepuasan dari masyarakat terhadap fasilitas yang disediakan BJPJS
mencapai 75,7 persen. Pada tingkat FKTP, indeks kepuasan masyarakat mencapai
75,9 persen. Sementara, tingkat FKRTL sebesar 75,2 persen, sesuai dengan yang
telah ditetapkan pemerintah.
"Untuk tingkat
kepuasan peserta JKN-KIS tahun 2017 juga termasuk dalam kategori tinggi, yakni
79,5 persen," jelas dia.