Traveloka yang Nakal, Trans Zentrum atau Agen?



Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB tapi bis yang saya pesan sejak dua hari lalu di #traveloka belum sampai. Saya memesan bis #POTransZentrum dari Semarang menggunakan aplikasi tersebut.

Di sana, tertera jam keberangkatan pukul 17.00 WIB di #AgenPoTransZentrum di Jalan Majapahit, No 377, Gemah, Pendurungan, Semarang dengan nomor pemesanan X-O8FLV0.

Saya paham bahwa pasca arus balik, banyak bis yang kelabakan karena pesanan yang membuldak, ditambah tiket pesawat mencapai 2jt jika dibeli pas hari H berangkat.




Namun, yang disayangkan adalah pelayanan yang amburadul dari kedua belah pihak, baik dari pihak #traveloka yang tak dapat dihubungi hingga pihak #AgenPoZentrum yang seolah tidak dapat bertanggungjawab atas pesanan yang dimiliki oleh penumpang.

Sebagai pengguna aplikasi #traveloka, saya belum pernah sekecewa ini. Bayangkan dari pukul 16.00 WIB menunggu di #AgenPoTransZentrum, hingga jam segini (pukul 22.11 WIB) kami sebagian penumpang belum mendapatkan kepastian.

Dari Zentrum SR-1, mau tidak mau kami dipindahkan ke bis lain, #BisLangsung, katanya bukan #AgenPoTransZentrum sesuai dengan pesanan kami melalui aplikasi #traveloka. Begitu pula dengan puluhan penumpang lainnya yang terus dioper dari MK-4, MK-3, ke ZE-3 dan sebagainya.




Tidak bisa dielak. Hampir semua penumpang yang tumpah di #AgenPoTransZentrum di Jalan Majapahit, No 377, Gemah, Pendurungan, Semarang adalah penumpang yang membeli tiket di #traveloka.

Bahkan Amir, salah satu penumpang yang akan ke Jakarta memilih untuk membatalkan kepulangangannya ke Jakarta bersebab tidak ada kejelasan keberadaan bis yang berangkat ke Jakarta.

"Wes muleh ea ke rumah. Ora jelas iki bis ne," kata dia agak kesal dan melenggang pergi meninggalkan lokasi bersama istri.

Sampai pukul 22.22 WIB, masih ada dua bis yang merapat di depan #AgenPoTransZentrum di Majapahit. Dua bis itu hanya memuat beberapa penumpang yang tujuannya ke Merak dan Cilengsi. Masih ada puluhan kepala yang masih menunggu.



"Bis Langsungnya wes di Demak, mas," kata Riri, salah seorang perempuan yang menangani para penumpang menggunakan toa. Ia sedari pukul 17.00 WIB sudah datang dan memberikan info terkait bis yang akan memberangkatkan penumpang ke Jakarta.

Meski sudah memastikan kedatangan bis, namun bis yang katanya sudah di Demak (Bis Langsung) belum juga sampai di #AgenPoZentrum di Majapahit. Salah seorang penumpang lainnya, yang turun di Grogol, Jakarta juga berang bukan main. Dia sampai membanting tas yang di bawanya. "Sudah jam 11 malam ini loh. Mana mobilnya," kata penumpang bernama Suryadiono tersebut.

#AgenPoZentrum di Majapahit mengakui, baru lebaran ini pihaknya mendapatkan banyak orderan dari #traveloka. Katanya, pemesanan menumpuk dari #traveloka. "Numpuk mas. Tapi dengan keadaan crowded ini, kami memastikan semua penumpang berangkat," ujarnya dengan wajah penuh peluh dan kemerahan.

Berselang beberapa menit, #BisLansung yang menggantikan Zentrum SR-2 akhirnya merapat di #AgenPoZentrum di Majapahit. #BisLangsung tersebut akan membawa puluhan penumpang yang sedari pukul 17.00 WIB menunggu di #AgenPoZentrum tersebut.

Tidak ada disepensasi apapun terhadap tujuh jam lebih telatnya keberangkatan. Pun demikian, orang kecil seperti hampir separuh penumpang #BisLangsung ini bisa apa?




Bis Langsung, Membelah Semarang Jakarta

Setelah habis amarah, akhirnya #BisLangsung New Setra Jetbus 2+ (begitu namanya) yang tidak terpikirkan oleh para penumpang pemesan tiket #Zentrum di #Traveloka melepas tuasnya. Bis itu berjalan berlahan membelah jalanan Majapahit, berputar ke arah kota dan berhenti di Jalan Kalibanteng, dan menaikkan penumpang lainnya, di PO #Zentrum Kalibanteng, Jalan Taman Sri Kuncoro III.

Pukul 23.28 WIB ...
Pukul 23.29 WIB ...
Pukul 23.30 WIB ...

Pukul 23.33 WIB bis masih bersandar di PO #ZentrumKalibanteng, puluhan penumpang dengan wajah capek berharap segera berangkat terjadi lagi. Sama persis wajah-wajah pias penumpang dari PO #Zentrum di Jalan Majapahit yang menunggu sejak pukul 17.00 WIB tadi.

Hingga pukul 23.40, #BisLangsung belum kembali menginjak tuas. Berbagai bis lain yang melaju ke arah Jakarta, sudah melesat bagai peluru. Lampu jalanan mulai redup dan bisingnya kendaraan tak ada habisnya.

Pukul 23.44, #BisLangsung baru mulai tancap gas. Lampu kanopi di dalam bis padam. Petunjuk arah Kendal/Jakarta serasa kue ulang tahun. Di kejauhan, kerlip lampu belakang berbagai mobil di lintasan jalan seperti destinasi rumah pelangi di Randusari, Semarang, angggun dan berkedip-kedip.

Di layar tv, Putri D'academy melantunkan lagu Cinta Berpayung Bulan. Blue Start, Argamas BM09, satu-satu tinggal di belakang. Namun jalanan masih ramai dengan sepeda motor yang lalu lalang di kiri bahu jalan, hantu-hantu kasat mata ini kadang tidak berlampu!

Sesekali, laju #BisLangsung ditingkahi per kiri dan kanan yang berteriak, nyit-nyit katanya sambil menyalip sebuah tronton berbadan panjang.

Pukul 00.00 WIB, papan petunjuk mengarahkan, lurus Jakarta, kanan Terminal Mangkang dan belum ada tanda-tanda #BisLangsung akan menelan jalan tol. Di sebuah papan petunjuk lainnya di sebelah kiri, petunjuk lainnya terpampang agak lebih kasar, lurus Jakarta, kanan Pelabuhan Kendal.

Di jalan yang lebar kiri kanan empat meter ini, ada pula tulisan 'hati-hati traffic light 150 meter' dan #BisLangsung sudah beberapa kali makan jalan rusak. Nyit-nyit per kiri kanan menjerit lagi, aus!

Pukul 00.08 WIB, lampu merah Kaliwugu Boja tertinggal di belakang. Di pertigaan lampu merah Magetan kiri, Jakarta lurus, iklan caleg dan rokok masih kokoh. Bis kami menyalip PO #Zentrum Megatrend yang tadi juga berhenti di PO #ZentrumKalibanteng dan lebih dulu tancap gas.

Pukul 00.09 WIB ...
Pukul 00.10 WIB ...
Pukul 00.11 WIB ...

Pukul 00.19, Billboard Kendal Kota Beribadat terpampang lusuh dan kotor. Sorot lampu #BisLangsung tak bisa dielak papan iklan itu. Di jalanan yang kurang rata ini, ada tulisan SMG 34 KM. Sebuah mobil pribadi H 9342 G berjalan lambat di jalur cepat. Tronton lagi-lagi menguasai jalanan arah Weleri ini.

Di perempatan 'Tol Khusus' Kutosari, #BisLangsung ngacir ambil petunjuk kanan DKI Jakarta - Bandung dan tidak menelam lampu tol di depan mata. Artinya, #BisLangsung ini melewatkan jalur empuk itu.

Di hadapan kami, gas #BisLangsung agak melambat. Kiri kanan jalan hanya ada penanda warna yang menyala tanpa lampu jalanan. Jalan gelap gulita bukan main. Beton-beton rambu pembatas disorot lampu menguning #BisLangsung naik turun bagai gelombang sebab jalanan penuh dengan tambalan. Sejak pukul 00.27, hingga 00.40 baru lampu-lampu berkibar di beberapa titik dan #BisLangsung berhenti di RM. Lumbung Padi, Patebon.

Kencing,
Makan,
Rokok.

Rubiah, sang supir berumur 59 tahun yang mengemudi #BisLangsung berplat Kudus, K 1678 AB, mengaku sudah 30 tahun menjadi supir antar kota antar provinsi. Sempat berhenti dua tahun dan membuka usaha. Namun usahanya tidak berjalan dengan baik. Akhirnya lelaki baja itu banting setir lagi ke pekerjaan awal.

"Mau kerja apa, mas. Macul ga sanggup udah tuwo, yowes sing jalanin saja dadi supir," ujar dia sebelum membenamkan gas dan melesat lagi meninggalkan RM. Lumbung Padi, di perbatasan antara Kendal - Patebon.

Pukul 01.32 #BisLangsung berjalan lambat. Jalanan begitu sepi, dan warung yang menyediakan oleh-oleh sudah lesu dari berbagai yang parkir. Di SPBU 10.2.4.0003, lampu jalanan mulai redup lagi. Sepanjang jalan hanya terlihat lampu-lampu mobil dari dan ke Jakarta.

Di layar ponsel, baterai sudah sisa 29 persen. Power bank sudah lenyap sejak di Kutosari. Begitu pula dengan mata saya. Sayup-sayup lagu dangdut mengajak saya tidur.

Di Gerbang Tol Kandeman, #BisLangsung rupanya tak ngacir lagi. Dia lurus saja masuk dan menancap gas tanpa henti. Gas terlihat berputar di 90-100 KM/Jam. Penumpang menarik selimut. AC dingin dan malam semakin puncak.