Semerbak Desember







Sudah satu Desember,
dan angin menampar bulan,
tahun, juga kerinduan.

Kita masih terasing,
jauh tak terlihat. Bahkan
oleh diri sendiri.

Waktu terus berlalu,
tapi kita tertawa di balik
luka yang menjadi perjalanan
kita. Terlempar jauh oleh
kesunyian.

Hati kita, masih lekat
dengan masa lalu, padahal
Banyak ruang yang terbuka,
Tapi enggan kita ke situ
Dan berderu.

Apakah sebatas ini
kuat dada
Dan nyeri luka
Lalu nestapa?

Tidak! Kita selalu yakin,
Bahwa asa cahaya
Di lelah perjalanan
Yang tiada Tara.

Di luar, angin dingin
Menusuk ke depan
Tapi kita masih tertinggal,
Orang-orang makin jauh,

Meski kita juga dapat mengejar
Walau sedikit, setidaknya
Luruh luka di belakang
Akan jadi bunga semerbak
Masa depan


Cikini, 2021

Posting Komentar

0 Komentar